Bapak dan
Ibu pernah me-razia telepon seluler peserta didik??? Pasti ada yang pernah. Dan
mungkin diantaranya ada yang menemukan konten-konten yang tidak seharusnya ada,
banyak terdapat di telepon genggam mereka. Iiihhhh…miris sekali!!!
Penggunaan telepon genggam
atau telepon seluler (ponsel) di sekolah atau lembaga pendidikan masih dibatasi
atau bahkan dilarang apabila digunakan selama proses pembelajaran. Hal
itu dilakukan karena aktivitas berponsel akan mengganggu konsentrasi belajar
peserta didik dan pembelajaran. Akibatnya sering terjadi perampasan ponsel,
razia ponsel yang berisi materi melanggar UU Pornografi. Karena
banyaknya berita tentang pelarangan ponsel dan betapa negatifnya pengaruh
ponsel, maka seolah-olah ponsel banyak kekurangan atau negatifnya daripada
manfaatnya. Namun di sisi lain, apabila kita jeli dan kreatif tentu
ponsel bisa menjadi alat yang berguna bagi peserta didik dan gurunya.
Disadari
atau tidak memang segala sesuatu di dunia ini selalu hadir dalam dua sisi
(positif dan negatif), tak terkecuali ponsel, tinggal bagaimana kita mengelola
agar sisi positif berperan lebih dominan dibanding sisi negatifnya. Kiranya
kita sepakat bahwa kecepatan dan ketepatan akses komunikasi tentulah merupakan
hal yang sangat positif bagi para peserta didik dan siapa saja yang hidup di
zaman ini. Seorang guru yang kreatif dan inovatif tentu jeli dalam memanfaatkan
lingkungan sekitar peserta didik sebagai media pembelajaran karena dekat dengan
peserta didik. Jika kita cermati ternyata ponsel tidak hanya untuk sms dan
menelepon saja namun beragam fungsi dengan spesifikasi khusus
di zaman yang makin maju ini. Dengan kecanggihan ponsel yang demikian itu
mengapa tidak dimanfaatkan guru untuk memajukan pembelajaran di sekolahnya?
Ada beberapa manfaat ponsel bagi pembelajaran antara lain :
- Sebagai alat hitung (menggantikan kalkulator).
- Sebagai alat bantu untuk menerjemahkan bahasa secara digital.
- Sebagai sarana bimbingan siswa ( sms mengingatkan siswa untuk mengerjakan PR,untuk saatnya belajar, dsb)
- Sebagai alat mengambil gambar/foto untuk bahan belajar.
- Sebagai alat permainan perburuan kosa kata bahasa secara digital.
- Ponsel kini bisa disamakan dengan komputer kecil – bisa mengecek email, melakukan pencarian on-line, dan merekam. Sementara kebanyakan sekolah di daerah tak mampu memberikan komputer untuk tiap murid. Ponsel menjadi salah satu alternative.
- Para guru bisa membuat blog (web log, catatan di situs internet) lewat ponsel.
- Para siswa bisa mencari informasi pembelajaran di internet lewat ponsel.
- Para siswa bisa melakukan riset lewat SMS atau internet di ponsel
- Para siswa bisa memakai kamera ponsel untuk mengambil foto dan memasukkannya pada tugas sekolah.
Jadi, sebenarnya
kita dapat memaksimalkan fungsi dan manfaat ponsel termasuk dalam pembelajaran
juga. Bagi peserta didik, ponsel yang sehari-hari mereka pakai
bersenang-senang, bisa memberikan mereka alternatif baru untuk belajar di luar
kelas di mana cara ini memanfaatkan kecintaan anak-anak pada teknologi terkini.
Dengan ponsel sebagai media pembelajaran diharapkan anak-anak lebih termotivasi
untuk memakai ponsel mereka untuk tujuan yang mendidik. Bukan malah melarang
atau menghindarinya, namun kita harus memikirkan cara untuk mencegah mereka
menyalahgunakan ponsel.
Yang perlu sekolah lakukan berkenaan dengan trend ini
adalah mengelola bagaimana memetik sisi positif dengan memberdayakan ponsel
siswa sebagai media pendukung pembelajaran atau kita kenal dengan mobile learning. Misalnya, sekolah
mestinya memiliki website resmi atau
setidaknya blog yang dikelola
dengan baik. Di dalam blog atau website tersebut disediakan link ke situs-situs
yang memuat informasi edukatif dan dapat
diakses melalui ponsel siswa. Setiap guru di sekolah tersebut pun wajib berperan memberikan kontribusi nyata
dengan menyusun bahan ajar yang akan
diberikan di ruang kelas. Lebih baik lagi apabila para guru tersebut mampu
membuat bahan ajar dalam bentuk multimedia interaktif. Hal tersebut tentu akan
memberi tantangan tersendiri bagi para guru agar mampu menyusun bahan
pembelajaran yang dapat dilihat, dipelajari dan di-download para peserta didik. Selain guru, siswa juga diminta
berkontribusi untuk memanfaatkan situs sekolah sebagai wahana untuk berkreasi.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan para guru dalam
pembuatan mobile learning ini, termasuk harus tahu ponsel apa yang dapat support untuk dapat digunakan dalam
mobile learning. Biasanya ponsel yang dapat support kegiatan mobile learning
harus support dengan flash lite. Flash
lite ini menjadi fasilitas standar untuk ponsel, dengan tidak memerlukan spesifikasi
yang tinggi. Selain itu, guru harus paham benar
cara pembuatan multimedia interaktif yang dapat diaplikasikan di ponsel peserta
didik.
Harapan dari pembelajaran dengan
menggunakan mobile learning ini adalah peserta didik dapat belajar kapan saja,
dimana saja dan dengan siapa saja. So, ponsel mereka tidak lagi berisi konten negatif
lagi,kan?? Justru dipenuhi materi ajar yang tentunya menarik dan sangat
bermanfaat bagi mereka. Bila ini terjadi, anak senang…guru pun senang. Bukan
begitu, ibu dan bapak guru??
Diambil
dari berbagai sumber…